Sejarah tiki taka
Penyiar asal Spanyol Andrés Montes secara umum dianggap sebagai orang yang menciptakan dan mempopulerkan istilah tiki-taka dalam komentarnya di televisi di saluran LaSexta pada Piala Dunia FIFA 2006, meskipun istilah ini sendiri sudah sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dalam
sepak bola Spanyol dan mungkin dicetuskan oleh Javier Clemente.
Dalam komentar langsungnya pada pertandingan Spanyol melawan Tunisia,
Montes menggunakan istilah tiki-taka untuk menggambarkan gaya umpan
Spanyol yang presisi dan elegan. Dia menyebutkan, "Estamos tocando
tiki-taka tiki-taka." Istilah ini kemungkinan merupakan onomatopoeia,
merujuk pada umpan umpan pendek cepat antarpemain atau dapat pula
berasal dari mainan juggling yang disebut tiki-taka di Spanyol.
Meskipun demikian, selama bertahun-tahun, permainan tim nasional Kolombia
digambarkan sebagai "toque-toque" oleh banyak komentator di Kolombia,
sebuah istilah yang mirip dengan "sentuh-sentuh". Istilah ini dicetuskan
oleh William Vinasco ketika Francisco Maturana mengembangkan permainan yang berpusat pada gaya pemain depan Carlos Valderrama
yang langsung mengembalikan bola pada sentuhan pertama kepada rekan
main mereka yang maju dengan pola triangulasi dan amat bergantung pada
permainan pertahanan sisi mati,
sebuah gaya yang memberi Kolombia tim tersuksesnya sepanjang sejarah.
Valderrama terkenal karena kemampuannya merebut bola dalam tekanan.
Istilah ini amat terkenal dan banyak diketahui di kalangan komentator
sepak bola sebelum Montes mencetuskan nama versinya sendiri untuk jenis
taktik yang sama.Vinasco juga dianggap sebagai pencipta frasa "mucho toque-toque y de
aquello nada" ("tak ada yang lain selain banyak sentuhan") ketika tim
nasional Kolombia gagal secara spektakuler pada Piala Dunia 1994 setelah
sebelumnya memasuki kompetisi dengan tanpa terkelahkan.
Menurut banyak pihak, apa yang menjadi dasar tik-taka merupakan gaya
bermain yang dipopulerkan dan diterapkan oleh Johan Cruyff semasa
menjadi manajer Barcelona pada tahun 1988 hngga 1996. Gaya ini terus
dikembangkan di bawah pelatih asal Belanda lainnya, Louis van Gaal dan
Frank Rijkaard dan kemudian diadopsi oleh tim-tim La Liga lainnya seperti Villarreal CF di bawah pelatih Manuel Pellegrini dan Juan Carlos Garrido.
Tradisi tiki-taka Barcelona menghasilan kesuksesan yang lebih besar pada masa manajer Josep Guardiola
pada tahun 2008 hingga 2012, dan sistem ini terkenal dengan
dihasilkannya generasi pemain yang seringkali bertubuh kecil namun
secara teknik amat berbakat, misalnya Xavi Hernandez, Andrés Iniesta, Cesc Fàbregas, dan Lionel Messi;
mereka dianggap sebagai pemain dengan sentuhan, visi dan kemampuan
umpan yang luar biasa, serta sangat baik dalam menjaga penguasaan bola.
Raphael Honigstein menggambarkan tiki-taka yang dimainkan oleh tim nasional Spanyol pada Piala Dunia FIFA 2010
sebagai "sebuah gaya yang radikal yang berkembang hanya dalam waktu
empat tahun," menyusul keputusan Spanyol pada tahun 2006 bahwa "mereka
secara fisik tidak cukup kuat dan tangguh untuk mengalahkan lawan,
sebagai gantinya mereka ingin berkonsentrasi untuk menguasai bola.
Artikel ini bersumber dari http://bryansutisna.blogspot.com/2012/07/sejarah-tiki-taka.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar